Share

Mengenal Gaya Kepemimpinan K3
Oleh: Agra Mohamad Khaliwa
Gaya kepemimpinan adalah cara dan pendekatan untuk memberikan arahan, mengimplementasikan rencana, dan memotivasi orang. Gaya kepemimpinan adalah apa yang terlihat oleh bawahan, hal tersebut termasuk pola total tindakan eksplisit dan implisit yang dilakukan oleh pemimpin (Newstrom, Davis, 1993). Gaya kepemimpinan memiliki berbagai macam variasi yang dikenal di masyarakat. Beberapa yang popular dan familiar adalah gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, otokratis, paternalistik, dan laissez-faire. Berikut adalah gambaran besar dari kelima gaya kepemimpinan tersebut
Tabel: Variasi Gaya Kepemimpinan Secara Umum
Transformasional
Ciri Umum
Mengutamakan keterlibatan dan partisipasi bawahan. Pemimpin berperan sebagai fasilitator dan konsultan
Tujuan Kepemimpinan
Mencari hal baru temuan baru untuk mengembangkan organisasi]
Transaksional
Ciri Umum
Pemimpin menggunakan sistem reward and punishment sebagai motivasi
Tujuan Kepemimpinan
Mengikuti peraturan yang telah dibuat demi mencapai tujuan organisasi
Otokratis
Ciri Umum
Pemimpin menetapkan tujuan secara individu. Pengawasan langsung adalah hal utama untuk mempertahankan lingkungan dan pengikut
Tujuan Kepemimpinan
Menyelesaikan arahan secara singkat namun value yang dirasakan belum tentu sama antara pemimpin dan bawahan
Paternalistik
Ciri Umum
Pemimpin memberikan perhatian penuh kepada pengikut atau pekerjanya
Tujuan Kepemimpinan
Meningkatkan komitmen dan rasa percaya pekerja kepada pemimpin sehingga menumbuhkan loyalitas
Laissez – Faire
Ciri Umum
Pemimpin memberikan kesempatan dimana semua hak dan kekuasaan untuk membuat keputusan sepenuhnya diberikan kepada para pengikut
Tujuan Kepemimpinan
Memberikan ruang gerak kepada bawahan untuk mengeksplor kebutuhan seluas-luasnya. Gaya kepemimpinan ini hanya bisa dilakukan ketika bawahan memiliki skill yang mumpunin dan pemimpin memiliki kemampuan yang cukup untuk memberikan umpan balik
Lantas bagaimana dengan gaya kepemimpinan dalam dunia K3?
Pada dasarnya gaya kepemimpinan dalam K3 haruslah bersifat situasional, yakni menyesuaikan kondisi situasi kerja. Kadang kita harus menggunakan gaya kepemimpinan transaksional ketika berhadapan dengan bawahan yang sulit diatur atau bahkan gaya otokratis jauh lebih efektif untuk bawahan yang butuh arahan lebih dalam pekerjaan mereka. Kita ambil contoh misalnya teori kepemimpinan transformasional yang digadangkan oleh Krause sebagai bentuk penanaman nilai safety yang paling baik karena mampu mentransformasi value bawahan. Namun pertanyaannya adalah apakah hal yang sama berlaku di semua tempat? Jawabannya belum tentu. Kita harus memperhatikan lama waktu yang kita miliki untuk menyampaikan value safety.
Gaya kepemimpinan transformasional mengedepankan keterlibatan dan partisipasi aktif agar bawahan mampu untuk menumbuhkan stimulus value safety mereka. Akan tetapi, jika bawahan memiliki tingkat pengalaman maupun pendidikan berbeda maka cerita akan berbeda, gaya kepemimpinan tersebut mungkin akan berhasil namun belum tentu efektif. Seorang safety leader harus mampu untuk membaca kondisi lapangan. Apakah pekerja memiliki kemampuan yang cukup atau pekerja memiliki kendala konflik kepercayaan kepada pemimpin. Tugas pemimpin adalah mampu mengintegrasikan kebutuhan dan menyelesakan masalah demi mencapai visi besar safety. Terakhir, gaya kepemimpinan bukanlah patokan pasti, gaya kepemimpinan adalah alat yang digunakan seorang safety leader demi menyukseskan tujuannya.
— Mengenal Gaya Kepemimpinan K3 —